![]() |
Gambar : @TinyArtJar (Telegram Channel) |
Aku selalu bersama kalian, ya akulah kematian. Teman yang tidak tampak oleh mata, tak bisa didengar oleh telinga dan hanya dengan hati yang peka yang dapat memikirkanku. Tapi aku bukan kematian itu sendiri, tapi akulah perantara bagi kalian dalam menuju ke alam baka itu.
Ya, akulah malaikat pencabut
nyawa atau kalian biasa menyebutku dengan malaikat maut. Bagaimana kalian
menggambarkan wujudku? Berwajah tengkorak? dengan pakaian bertudung hitam dan
membawa sejenis sabit raksasa?
Apapun itu, wujudku takkan dapat
terbayangkan karena yang dapat melihatku adalah orang-orang yang sudah dekat
kematiannya karena penghalang matanya telah terbuka dan semua yang ia bisa
lihat adalah amal baik dan buruknya semasa hidup. Jika berbicara soal
pekerjaanku ini, memang banyak sekali jenis-jenis manusia yang kutemui. Sebelum
itu, mari kujelaskan sistem kerjaku pada kalian.
Setiap hari aku selalu memeriksa
daftar nama siapa-siapa saja orang yang akan kucabut nyawanya, tentunya tidak
serta merta saat itu juga aku mendatanginya untuk mengantar ke alam baka, tapi
ada jeda dari saat itu sekitar 30 hari atau satu bulan agar aku bisa
mengawasinya dan melihatnya selama satu bulan sebelum kematian mereka.
Selama masa-masa itu, banyak dari
mereka tidak berubah rutinitasnya. Beruntung jika kebiasaan yang dilakukan itu
baik. Seperti ibadah, menolong sesama, mencari nafkah yang halal dan lain
sebagainya. Namun akan sangat disayangkan jika kelakuan yang ada malah
sebaliknya, mencuri, berbohong, berjudi dan hal-hal laknat lainnya.
Kadang aku terlalu sedih jika
harus mencabut nyawa seorang anak kecil yang sedang menderita sakit parah,
terbaring di rumah sakit dengan berbagai peralatan penopang hidupnya membuatku
tidak tega mencabut ruhnya keluar dari jasad mungil itu. Ia belum banyak melihat
keindahan dunia ini walau sisi baiknya ia tak perlu melihat kejamnya dunia ini.
Ketika akan mencabut nyawa
seorang ibu yang hendak melahirkan juga membuatku sedih, walau kebanyakan dari
mereka nyawanya akan kucabut setelah bayinya lahir, namun tetap saja
kebahagiaan yang seharusnya disambut dengan tangis bahagia oleh ayah sang bayi
akan menjadi tangis sedih karena kehilangan istri tercinta sekaligus ibu dari
anaknya.
Saat aku harus mencabut nyawa
seorang ayah yang mencari nafkah dengan cara yang baik dan halal juga membuat
hatiku perih, beberapa dari mereka ada yang mengalami kecelakaan kerja karena
memang pekerjaan yang dilakukan termasuk berbahaya, ada juga yang mendapat
kecelakaan karena tertabrak kendaraan lain dan menyebabkannya nyawanya harus
melayang seketika.
Terkadang aku meminta kelonggaran
waktu pada yang di atas agar menangguhkan kematian untuk mereka, namun ajal
tetaplah ajal. Tidak dapat dipercepat apalagi ditunda. Namun khusus untuk
mereka yang suka bermaksiat dan merugikan diri sendiri serta orang lain, tidak
ubahnya ingin langsung aku mencabut nyawanya dengan sekeras-kerasnya karena
geram.
Ada seorang adik laki-laki yang
mencuri uang dan perhiasan kakaknya dan dibawa kabur untuk pergi merantau,
semua harta yang kakaknya simpan itu sebenarnya untuk membiayai kehidupan
mereka sehari-hari dan untuk tabungan hari tua ibu mereka yang sudah renta.
Akhirnya kakak dan ibunya hidup dalam kemiskinan dan kesedihan, betapa kesalnya
aku melihat kejadian ini hingga saat tiba penagihan nyawa sang adik, aku
benar-benar melampiaskannya dengan sangat kasar hingga mata dan napasnya
seakan-akan sangat menyiksa dirinya. Sang adik mati karena kecanduan narkoba.
Pernah ada juga riwayat seorang
pemerkosa yang selalu mengincar gadis-gadis muda di gang-gang sempit yang kecil
dan dengan keji melancarkan aksinya, awalnya ia hanya coba-coba hingga akhirnya
ketagihan melakukannya. Walau akhirnya ia tertangkap warga dan dimasukkan ke
penjara, ketika tiba ajalnya tentu aku tidak akan membuatnya menjadi mudah dan
kubuat ia merasakan sakit sepuluh kali lipat dari yang korban-korbannya alami.
Ada juga seorang pemimpin di
suatu negari yang sangat zhalim
kepada rakyatnya dan melakukan korupsi besar-besaran hingga rakyat yang ada
dibawahnya menderita kelaparan sedangkan ia dan golongannya bersantai-santai di
atas penderitaan orang lain. Aku membuatnya mati dengan menyakitkan saat sedang
makan makanan kesukaannya dengan uang haram yang ia dapatkan, tenggorokannya
seakan terbakar saat ia kesulitan menelan makanan busuknya itu.
Jika mencabut nyawa orang-orang
seperti yang kusebutkan di atas memang ada kepuasan tersendiri saat
melakukannya, karena manusia-manusia seperti itu memang pantas untuk mati.
Untuk mereka yang memiliki catatan amal yang baik, rasanya tidak perlu kuceritakan
pada kalian bagaimana indah dan mudahnya bagiku mencabut nyawa mereka, bahkan
merupakan sebuah kehormatan bagiku pribadi dapat mencabut nyawa orang-orang
baik seperti mereka.
Yah, begitulah segelintir kisah
dariku. Agar kalian tahu, bahwa kematian akan datang menghampiri, cepat atau
lambat, jauh atau dekat, tua atau muda, kaya atau miskin, siap atau tidak.
Kalian semua akan menemui ajal dan tidak dapat ditunda walau hanya sesaat. Pesanku
untuk kalian, persiapkanlah bekal terbaik sebelum malaikat maut datang
menjemput, karena kalau bekal kalian kurang, maka akan kesulitan saat di
perjalanan di alam baka nanti.
15 Komentar
Sudut Pandang yang spesial mengenai Kematian.
BalasHapusGood Job Gan Teddy👏👏😄🌟
Terima Kasih Kak
HapusDuh ...., berdiri bulu roma saat membayang wajah malaikat pencabut nyawa. Selamat pagi ananda Teddy. Salam sehat buat keluarga di sana ya.
BalasHapusIya Nek, Terima Kasih
HapusSehat selalu juga Nenek dan Keluarga ya👍😁
Masya Allah begitu menakutkan kematian. Cerita ini mengingatkan saya tentang kematian untuk itu kita harus mempersiapkan bekal ke alam baka.
BalasHapusBenar sekali Gan Marsel
HapusTerima Kasih Marsel
Hapusentah kenapa tulisan ini menggetarkan hati. beberapa kalimat sangat relevan dan terbukti. kematian tidak memiliki wujud karena ia adalah peristiwa. jangan berekspektasi, siapkan saja diri untuk bersua.
BalasHapusTulisannya keren dan buat bulu roma bergidik. Karena tulisan ini tentang kematian jadi mengingatkan saya untuk refleksi diri tentang kehidupan.
BalasHapusAku baca ini pas anak tidur, astaga belum setengah jam aku bangunin lagi. Hahaha.. ngeri sih, apalagi bagian yang nyeritain mencabut nyawa anak kecil. 🙈
BalasHapusKalau ingat kematian tuh rasanya ngeri banget, jadi pengingat juga bahwa dunia ini tuh cuma persinggahan sementara
BalasHapuskeren kaakk! kalo ngomongin kematian emang sering bikin begidik sendiri
BalasHapusPOV dari malaikat pencabut nyawa..pernah dengar juga bahwa dia sendiri gak tahu kapan dan di mana dia bakal nyabut nyawa orang..
BalasHapuskaya pernah dengar kisah di jaman dulu, yang minta bebas dari kematian, karena malaikat kematian sudah ada di dekatnya, terus di bawa angin ke negeri lain.
eh taunya di negeri itulah ajalnya datang. Malaikatnya pas ditanya nabi,"Kenapa kamu melihat orang tadi terus"
"saya bingung, saya disuruh untuk cabut nyawa nih orang di jam sekian, dan di negeri ini, padahal dia aja masih di sini"..
MasyaAllah jadi merasa diingatkan oleh cerita berdasarkan sudut pandang si malaikat kematian ini.
BalasHapusseketika langsung ingat akan semua dosa yang sudah dilakukan :(
BalasHapus