Namaku Mentari, gadis kelahiran Karimunting, Kalimantan Barat. Cita-citaku ingin menjadi seorang guru, mengubah desa yang jauh tertinggal dari majunya pendidikan yang ada di perkotaan.
Orang tua ku seorang kuli bangunan, dengan kehidupan ekonomi yang tergolong hidup dengan pas-pasan.
Meski seperitu itu tekadku untuk menimba ilmu di dunia perkuliahan sangatlah kuat, walaupun tak mendapat dukungan dari banyak orang.
Cibiran, ejekan yang sudah biasa aku makan.
“Yun, impian terbesarku nanti adalah membangun sebuah yayasan. Bersamaan dengan itu aku juga ingin mendrikan sekolah," ucapku.
“Duh, mimpimu terlalu tinggi Tari, kita ini hanya perempuan yang nantinya pasti hanya di dapur," kata Yuni merehkan mimpiku.
Yuni masih berpikiran kuno tidak paham akan maksud ku, ia hanya menganggap bahwa itu semua mustahil untuk dicapai, yang Yuni tau hanyalah sebatas pekerjaan dapur saja.
Kemudian aku menjelasakan pada Yuni apa yang aku maksud.
Aku juga berpamitan pada saat mau berangkat ke tanah perantauan tempat aku menuntut ilmu di perguruaan tinggi.
Terletak di ibu kota Jakarta banyak universitas ternama di sana. Jurusan Kimia yang saat itu ku pilih.
Karena saking cintanya pada pelajaran kimia sejak masih duduk di bangku SMP.
Aku memantapkan hati bahwa jurusan yang aku ambil memang benar. Dan saat kuliah aku menjadi enjoy tanpa rasa bersalah karena salah masuk jurusan.
***
Siang itu di bawah pohon rindang aku sedang membaca beberapa buku yang baru aku pinjam dari perpustakaan. Tiba-tiba datanglah kak Teddy salah satu kakak kelasku d yang kebetulan sefakultas denganku.
“Mentari," panggil Teddy.
“Iya kak, ada apa?” sahutku.
“Denger-denger kamu lagi cari kerjaan ya...”
“Kok tau?”tanyaku menundukan dagu.
Kak Teddy mencoba menawarkanku untuk menjadi guru les di lembaga miliknya, awalnya aku ragu karena merasa pengalamanku belum cukup untuk mengajar, tetapi Kak Teddy meyakinkanku bahwa aku pasti bisa.
Akhrinya tawaran itu aku terima, Hitung-hitung hasilnya mencukupi untuk biaya hidup di ibu kota Jakarta ini. Diam-diam perasaan kagum tiba-tiba saja bersarang di hatiku pada kak Teddy.
Bagaimana tidak, ia adalah senior yang terkenal santun, ramah, cerdas bahkan mandiri. Ia juga satu-satunya senior yang tidak pernah membentak juniornya saat orientasi mahasiswa.
Saat aku bisa selembaga dengannya kekagumanku bertambah aku juga senang bisa mengenalnya.
Bagi teman teman yang mau belajar melejitkan channel melalui data dan angka....
Klik link di bawah ya
14 Komentar
Wah, akhirnya setelah sekian Purnama. Gan Marsel kembali menulis 🤗🤗😆😆.
BalasHapusKeren Gan tulisannya, ini CerBung ya kan??
Kenapa nggak ada tulisan 'Bersambung' ya???
Dan juga gimana nanti kabarnya Cerbung-cerbung lamanya Gan?? Masih dilanjutkan??
Alhamdulillah kak, masih diberikan waktu luang.
BalasHapusNanti akan di lanjutkan kak, cerbung yang lalu hehehe.😂😂
Wah, kapan rilisnya itu Gan??
HapusBeri jadwal rilisnya dong😬😬😎
Insya Allah Gan Marsel bakal menghiasi Blog ini kembali Kak
HapusHehehehe
Hehehe Secapatnya kak Sity.😀
BalasHapusHmmm
HapusApakah Gan Marsel bakal ngilang lagi??🤔
insyaallah kak, semoga dilancarkan rezeky saya biar bisa banyak waktu luang.
BalasHapusInsya Allah untuk apa ni Gan Marsel??
Hapus😂🤔
insyaallah gak ngilang kak Sity😂
Hapus"Diam-diam perasaan kagum tiba-tiba saja bersarang di hatiku pada kak Teddy." >>> nah ..., itu dia. Tandanya si aku adalah wanita normsl. He he .... Selamat malam, Mas Marsellio.
BalasHapusHeheh malam nek, Alhamdulillah masih normal nek Mentari nya😂🙏
HapusMasya Allah ya Nak Marsel
HapusMantappppp
BalasHapusAlhamdulillah, mas
Hapus