Ramadhan, Ramadhan adalah bulan yang di tunggu-tunggu
oleh umat muslim dimana banyak sekali kebaikan-kebaikan yang ada dalam bulan suci ini. Bulan penuh
rahmat dan ampunan semoga kita selalu dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah.
Disini saya akan menceritakan sebuah kisah bapak yang sudah tua renta sedang menjalankan ibadah puasa. Pak Zulkarnaen nama beliau, beliau adalah seorang kuli panggul di pasar tradisional.
Pak Zulkarnaen ini banyak menginspirasi orang-orang yang ada
di pasar tersebut, beliau berpuasa sambil bekerja meski usianya tak lagi muda.
Pak Zulkarnaen bercita-bercita bisa pergi ke tanah suci,
dia telah lama menabung hingga sampai sekarang 10 tahun berlalu tabungannya
tidak cukup untuk mewujudkan mimpinya untuk ke tanah suci.
Pak Zulkarnaen tidak putus asa dia selalu berdoa dan bekerja keras demi cita-cita mulianya.
di usianya sudah senja dia tinggal sendiri, dia memiliki seorang anak namun anaknya sudah lama merantau di kota dan tidak pernah memberi kabar kepadanya.
Sedangkan istrinya telah lama meninggal
dunia karena sakit yang dideritanya.
Suatu hari Pak Zulkarnaen bekerja di pasar dia melihat
anak muda yang sedang asik berkumpul di pos penjaga beliau menyapa anak-anak
muda itu.
“Selamat pagi Nak, boleh bapak duduk disini sebentar,”
tanya Pak Zulkarnaen kepada anak muda itu sambil membawa gandum yang ia pikul.
Ternyata anak-anak muda itu tidak berpuasa, mereka
bercerita kepada pak Zulkarnaen mengapa alasan mereka tidak berpuasa.
Mereka mengatakan bahwa mereka tidak kuat bila
menjalankan puasa sambil bekerja seperti ini.
Pak Zulkarnaen memberikan sebuah nasehat kepada mereka
agar mereka sadar akhirat jauh lebih
penting dari pada dunia yang semu ini.
“Saya juga bekerja, usia saya juga tidak lagi muda. Kalau
dipikirkan saya juga tidak kuat bila berpuasa sama seperti kalian, satu yang
membuat saya kuat berpuasa karena saya takut kepada sang pencipta yaitu Allah.
Bukankah berpuasa adalah perintah dari Allah? dan telah menjadi rukun islam,”
ucap Pak Zulkarnaen dengan nada yang rendah.
Anak-anak muda itu terdiam dan membisu tak sepatah kata pun
mereka lontarkan, setelah apa yang Pak Zulkarnaen katakan kepada mereka.
Sekumpulan anak muda itu terharu dan termotivasi melihat
kegigihan Pak Zulkarnaen, meski sudah tua beliau masih menjalankan ibadah puasa
dan bekerja keras demi biaya hidupnya.
Kemudian Pak Zulkarnaen berangkat pergi setelah
memberikan dua patah kata kepada anak-anak muda itu. Pak Zulakarnaen
melanjutkan pekerjaan sebagai kuli panggul di pasar.
Pak Zulkarnaen terlihat lelah dan letih namun dia tidak
mengeluh sediki pun, Pak Zulakarnaen berkata dalam hatinya.
“Ya Allah aku berpuasa karenamu, aku bekerja karena ridh
mu, maka berkahilah setiap apa yang aku lakukan aku hanya ingin sekali ke tanah
suci.” ungkap pak Zulkarnaen di dalam hatinya sambil mengipaskan topi miliknya.
Hari mulai sore pak Zulkarnaen siap-siap pulang, sebelum
pulang ia mengambil upah yang didapatnya untuk membeli takjil sebagai menu
berbuka puasa.
Dia pergi ke toko kue untuk membeli santapan yang dia
makan untuk berbuka puasa, di tengah perjalanan menuju toko kue Pak Zulkarnaen
melihat seorang pengemis yang sedang duduk di toko kue itu.
Lantas Pak Zulkarnaen langsung menghampiri pengemis itu
dan mengajaknya untuk ke toko kue.
Pemuda itu ternyata adalah seorang direktur perusahaan
yang kaya raya dia hanya menguji orang-orang sekitar apakah masih ada yang
perduli terhadap sesama?
Ternyata dengan melihat ketulusan hati pak Zulkarnaen
direktur itu terharu.
“Mengapa kamu menjadi pengemis Nak,” tanya Pak
Zulkarnaen.
“Maafkan saya pak, bukan maksud saya menjadi pengemis
saya bingung mencari pekerjaan dimana-mana tetapi saya tidak menemukannya,”
jawab direktur yang berpura-pura itu.
“Kalau kamu mau ikut bapak kerja silakan nak, tetapi
gajinya kecill,” ujar sang bapak sambil mengelap keringat yang ada di pipinya.
Pak Zulkarnaen tidak hanya menawarkannya pekerjaan tetapi
juga dia menyisihkan uang yang di dapatnya RP 35.000, untuk pengemis itu
sebesar RP 10.000
“Ini untuk kamu makan ya, kalau besok kamu butuh uang
ikut bapak bekerja di pasar sebagai kuli panggul,” ujar Pak Zulkarnaen
“Terima kasih banyak pak telah menolong saya, apakah
bapak cukup hanya dengan sisa uang 25.000 saja?" tanya pengemis itu sambil
memegang uang 10.000.
“Insya Allah cukup Nak.” jawab pak zulkarnaen.
Lalu Pak Zulkarnaen membeli beberapa kue untuk berbuka
puasa dan beliau memberikan uang dan kue kepada pengemis itu.
Sesampainya di rumah Pak Zulkarnaen terkejut ada penagih
uang kontrakan yang datang di rumahnya orang itu menagih uang bulanan ke Pak
Zulkarnaen karena tiga bulan sudah tidak membayar uang tersebut.
Pak Zulkarnaen terpaksa mengambil uang tabungannya pergi
ke tanah suci sebesar 1.200.000
Untuk membayar kontrakannya.
Beliau sangat ikhlas apabila tahun ini tidak bisa pergi
ke tanah suci.
Waktu berbuka pun telah tiba Pak Zulkarnaen hanya berbuka
dengan beberpa potong kue yang dia beli di toko kue tadi.
Dia tidak memakan nasi karena berasnya tidak ada sama
sekali, namun walaupun begitu beliau
tetap tabah dan kuat menghadapinya.
Di usia yang senja
dia hanya tinggal sendiri, bekerja sendiri, berjuang sendiri.
Pak Zulkarnaen memiliki prinsip dalam hidupnya selama
Allah memberikan kesehatan pantang untuknya meminta-minta belas kasihan dari
orang lain dia terus berjuang hingga maut menjemputnya.
Saat sahur tiba dia juga hanya meminum segelas air putih
tanpa satu makanan pun yang dia makan.
Saat pagi hari beliau bekerja seperti biasanya yang itu
sebagai kuli panggul di pasar.
Dia terkejut melihat apa yang terjadi saat dia ke pasar,
pengemis yang dia tolong ternyata berpakaiaan seperti orang kantor
“Ini kamu Nak, yang kemarin ada di toko kue itu,” tanya Pak
Zulkarnaen dengan kaget.
“Iya pak saya kemarin orang yang bapak tolong dengan
ikhlas sebenarnya saya bukan seorang pengemis pak, saya hanya menguji
orang-orang yang ada di toko itu. Apakah mereka perduli atau tidak terhadap
orang-orang yang membutuhkan, tetapi hanya Bapaklah orang yang mau menolong
saya,” ujar direktur itu
“Sudah jadi tugas saya nak menolong sesama manusia,
karena semua hanyalah titipan.” ucap Pak Zulkarnaen.”
“Apakah keinginan bapak saat ini?” tanya direktur itu.
“Saya ingin sekali berangkat haji Nak, bertahun-tahu saya menabung untuk
pergi ke sana, namun Allah belum mengizinkan untuk kesana.” jawab Pak
Zulkarnaen
“Masya Allah mulia sekali cita-cita Bapak,” ujar
direktur.
Kemudian direktur itu menawarkan sesuatu kepada Pak
Zulkarnaen.
“Apakah Bapak mau naik haji tahun depan?” tanya pak
direktur itu.
“Kalau Allah menginzinkan saya mau Nak, pergi ke tanah
suci itu sudah menjadi cita-cita saya sejak lama,” jawab Pak Zulkarnaen.
Kemudian direktur
itu memberikan sebuah surat keberangkatan untuk Pak Zulkarnaen ke tanah suci.
Pak Zulkarnen langsung sujud syukur di hadapan direktur
itu, dia terharu sebentar lagi apa yang dia cita-citakan akan terkabul.
Belajar dari kisah Pak Zulkarnaen berkat kesabaran dan
ketekunan beliau serta doa yang selalu beliau panjatkan, Allah memberikannya
kemudahan untuk berangkat ke tanah suci.
Tidak ada yang mustahil di dunia ini karena Allahlah
segala penentu yang ada di alam ini.
Dukung Saya di Saweria
10 Komentar
Masya Allah, Mantap Marsel
BalasHapusSemoga Berkah tulisannya.
Subhanallah, smoga dapat mencontoh pak zulkarnain
BalasHapusKalau untuk yang Baik-baik, ucapkan "Masya Allah" Gan
Hapus"Subhanallah" itu jika kita melihat yang Buruk-buruk.
Haha okebsiap
HapusSaya kira sama saja
Siip, Nggak apa Gan. Semoga Bermanfaat
HapusAlhamdulillah semoga gan, saya juga ingin seperti beliau
BalasHapusWah, Keren ni.
BalasHapusDitunggu lanjutan CerBung yang masih "Vakum" ya Gan Marsel 😎
Penulisannya sudah bagus, hanya saja, ada beberapa yang dialog tagnya nggak diberi tanda petik di akhirnya.
Yang ini '25.000 saja?'
Nah, itu nggak ada Tanda petik 2nya 😂😂😂
Terima Kasih Koreksinya Kak, Semoga selalu betah berkunjung ya Kak
HapusIya kak nanti saya perbaiki ya, terimakasih kak
BalasHapusIya kak lagi vakum, sedang sakit jadi masih belum bisa lanjut lagi ni🙏
Siip Gan
HapusSemoga cepat sehat
Selalu ditunggu karya-karyanya