Di kota ini ... terdapat sebuah legenda yang menyeramkan tentang bangunan tua yang membuat orang-orang tidak pernah kembali lagi setelah memasukinya.

Bangunan yang tampak sudah ditinggalkan bertahun-tahun itu menyisakan aura gelap yang dapat dirasakan oleh kebanyakan orang yang melewatinya. Beberapa tumbuhan liar serta lumut juga sudah mulai menggerogoti bagian-bagian dari bangunan itu.

Kota yang tidak terlalu besar ini memang banyak memiliki tempat-tempat yang bisa dikatakan angker karena beberapa orang memilih untuk pindah ke kota yang lebih besar. Alasannya adalah keamanan tentunya sering sekali terjadi penodongan dan pembunuhan di daerah itu, yang mulai membuat warga kota resah. Polisi juga turun tangan dalam hal ini namun tidak memberikan efek yang signifikan.

Rumor yang beredar bahwa bangunan tua itu dijadikan tempat eksekusi para penjahat oleh aparat keamanan, karena sejak bangunan itu dijadikan tempat eksekusi tingkat kejahatan mulai menurun drastis, kabarnya para tahanan itu tidak pernah kembali lagi.

"Larman, pulang kuliah kamu ingin ke Bangunan tua itu nggak??" tanya seorang yang berambut agak gondrong sambil menenteng tas kecil ditangannya.

"Ngapain Wan?? Kayak nggak ada kerjaan aja kita, tugas kan numpuk banyak ini," jawab Larman sambil memalingkan wajahnya dengan lesu.

Mereka berdua adalah mahasiswa yang sedang kuliah di kota tersebut, mereka biasanya pulang bertiga bersama seorang temannya. Tapi entah mengapa sudah satu minggu ini temannya itu tidak ditemukan lagi.

"Aku khawatir dengan Suhndi Man, kemana ya dia perginya? Pihak kepolisian juga masih belum mengabari kita soal hasil pencariannya." wajah Arwan tertunduk dengan raut wajah yang sedih.

"Kalau masih ragu, bagaimana kalau kita cari sendiri saja Wan? Aku juga tidak tahan kalau hanya menunggu begini, kasihan orang tua Suhndi."

"Oke, bagaimana kalau besok sepulang kuliah kita cari ya Man?"

Mereka berpisah disebuah persimpangan menuju ke arah rumah masing-masing, ketika dijalan Larman mendapatkan getaran dari smartphone yang ia simpan di saku celana kanannya. Ia pun segera membuka dan melihat ada notifikasi pesan masuk.

------------------
"Selamat siang saudara Larman, kami dari pihak kepolisian baru saja menemukan beberapa bukti video rekaman CCTV yang memperlihatkan bahwa teman anda pergi ke bangunan Tua yang Angker itu. Kami akan segera melakukan pencarian dan investigasi kesana, jadi terus Pantau perkembangannya ya, Terima Kasih."

                         -------------------------
Ternyata pesan itu dari pihak kepolisian yang melakukan investigasi terhadap hilangnya Suhndi seminggu yang lalu, membaca pesan itu tampak terkejut karena ia benar-benar tidak menyangka bahwa Suhndi benar-benar melakukan apa yang ia bercandakan.

**

Saat itu mereka bertiga sedang dalam perjalanan pulang dari kampusnya, mereka tampak sedang membicarakan tentang lulus kuliah ingin kerja dimana.

"Hey Suh, kamu kenapa murung begitu?? Ada masalah ya?" tanya Arwan sambil meletakkan tangannya di bahu kanan Suhndi yang tampak murung.

"Ini Wan... Aku bingung nanti kalau sudah lulus kuliah mau kerja apa ya?? Yang kerjanya enak, dan nyantui," sambil mengangkat kepalanya keatas dan menatap langit.

"Hahaha .... Mana ada kerjaan yang enak Suh, semua ada nggak enaknya." celetuk Larman sambil tertawa kecil.

"Siapa tau Ada kan?? Jadi aku nggak terlalu capek kerja hahaha.."

"Oh, Kalau hanya itu Masalahnya kan nanti kita bisa cari sama-sama Suh. Udah nggak usah sedih begitu ya, kami akan selalu ada untukmu Eaaaakk...." balas Arwan dengan candanya.

Tiba-tiba suasana menjadi hening ketika mereka berjalan melewati Bangunan tua yang bernama 'Bandar' itu, Larman yang suka menakut-nakuti Suhndi mulai membuka kembali percakapan.

"Ehh Suh, coba kerja di Bandar itu hehehe, siapa tau dapat kerjaan hahaha, tapi yang Bayar gaji kamu hantu hihihihi..."

"Ah, ada-ada aja kamu Man, sudah jangan dibecandain terus teman kita ini hehehe," jawab Arwan membela Suhndi.

Mereka tidak menyadari, didalam Bangunan itu ada yang mengawasi mereka, seorang yang mengenakan setelan jas hitam, berbadan tegap, menggunakan topi koboi.

Saat Suhndi melirik ke arah Bandar itu, ia melihat sekilas panampakan pria itu yang kemudian menghilang. "Eh... Apa itu??" tanya Suhndi sambil menunjuk ke arah bangunan tadi yang sudah mulai jauh dari mereka.

Larman dan Arwan Langsung menoleh kearah yang ditunjuk oleh Suhndi namun mereka tidak melihat apapun. "Mana Suh?? Nggak ada tu, emang kamu ngelihat apaan??" Tanya Arwan keheranan.

"Loh, tadi aku lihat kayak ada orang sekilas loh disana, apa mungkin aku salah lihat ya???" Sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Merekapun pulang seperti biasa pada sore itu.

**

"Apa mungkin ia benaran pergi ke bangunan itu karena aku suruh? Padahal kan hanya bercanda... Aku harus beritahu Arwan dulu," gumam Larman didalam hatinya.

Malam pun tiba, Larman sudah berkemas dan mandi serta makan dan berniat untuk membuka smartphonenya untuk mengirim pesan kepada Arwan.

Tiba-tiba hp Larman berdering menandakan ada telepon masuk. Saat Larman ingin mengangkat telepon tersebut, dilihatnya nomor yang tidak dikenal yang meneleponnya.

"Siapa ya??" Sambil mendekatkan smartphonenya ke telinga Kirinya, "Halo..??"

"Kau teman dari anak itu kan...??" jawab suara dari sang penelepon tersebut, suaranya berat seperti seorang pria dewasa.

"Maaf.. ini siapa ya?" tanya Larman dengan heran.

"Kau tidak perlu tau siapa aku, besok temui aku di bangunan tua itu jika kau ingin tau kebenaran dari hilangnya temanmu itu." seketika setelah pria di telepon itu berbicara telepon itu langsung terputus.

"Apa-apaan orang itu? Aneh sekali." Larman yang keheranan Langsung duduk ditempat tidurnya dengan masih memegang smartphone miliknya. Telepon dari pria itu membuatnya sedikit gusar.

Smartphone Larman kembali berbunyi, kini yang meneleponnya adalah Arwan, segera ia mengangkat telepon itu.

"Halo ... Man tadi kamu dapat telepon misterius juga nggak???" Tanya Arwan sedikit panik.

"Iya Wan, orang itu nyuruh aku pergi ke bangunan tua Bandar itu katanya ada kebenaran yang mau ia berikan tentang Suhndi. Memang apa yang ia katakan padamu??"

"Iya, sama persis dengan yang ia suruh ke kamu Man, aku juga disuruh pergi kesana besok. Jadi bagaimana? Apa kita turuti saja kemauan dia??" tanya Arwan yang tidak sabar ingin segera mengetahui kemana perginya sahabatnya itu.

"Tunggu dulu Wan, kita kan tau tempat itu angker dan berbahaya.. tadi aku juga dapat pesan singkat dari polisi yang mengusut kasus Suhndi ini Wan, polisi bilang ada rekaman CCTV yang memperlihatkan Bahwa Suhndi memang ke bangunan tua itu, polisi juga mengingatkan untuk bersabar karena mereka akan melakukan investigasi besok."

"Kalau begitu kita ikuti saja mereka Man, aku sudah tak sabar lagi ingin melihat langsung kebenaran dari Suhndi teman kita ini."

"Oke-oke besok pulang kuliah kita buntuti mereka ya." jawab Larman menenangkan Arwan.

"Baiklah kalau begitu Man, lebih baik kita segera tidur untuk mengumpulkan tenaga besok"

"Oke siap Wan, selamat malam ya."

"Selamat malam juga."

Malam itu mereka tidur lebih awal dari biasanya, entah apa yang akan terjadi besok membuat mereka tidur dengan setengah sadar karena khawatir terjadi apa-apa dengan Suhndi sahabatnya.