Di desa Bengkayang adalah suatu derah yang mempunyai sejuta keindahan dimana tersimpan tanaman yang indah yang menyejukkan isi hati dan pikiran. Disana terdapat perbukitan dan hamparan persawahan yang terbetang luas. Tanamannya begitu subur dan sangat melimpah hasilnya. Begitu juga dengan para gadis dan pemudanya sangat menentramkan hati menyejukkan jiwa dan raga saat melihatnya.
Inilah kisah seorang pemuda yang mencintai seorang insan manusia namanya
adalah Ali sedangkan nama dari wanita pujaannya adalah Aisyah. Ia adalah seorang wanita idaman di Bengkayang dia adalah seorang anak ulama
besar di Bengkayang. Ia memiliki wajah yang berseri-seri seperti cahaya
matahari bahkan seperti sinar bulan purnama yang menerangi sejuknya malam.
Ditambah lagi dengan sikapnya yang begitu anggun seperti bunga melati yang
membuat laki-laki di desa itu sangat terpukau dan terpesona.
Salah satu nama pemuda itu adalah Ali, seorang pemuda pencari kayu bakar
di hutan. Ia Tinggal bersama ibunya yang seorang buruh cuci, Ali seorang anak
yang baik dan juga patuh terhdap ibunya. Bapaknya telah lama meninggal dunia
karena sakit, Ali juga anak yang sholeh dan taat agama. Dia juga salah satu
pemuda yang suka menolong masyarakat setempat.
Suatu hari Aisyah pergi ke surau dengan berjalan kaki, tiba-tiba tas
yang dibawanya terjatuh.
"Aduh, tasku jatuh dan terkena air."
Kemudian datanglah Ali si tukang kayu.
“Ada apakah wahai Aisyah?”
“Ini tas ku terjatuh.” jawab Aisyah.
“Oh tidak apa apa ini nanti bisa dikeringkan dan dijemur entar juga kering.” kata Ali.
Sambil tersenyum Ali dan Aisyah pun berkenalan saat itu, mereka pun berbincang-bincang selama perjalanan.
Aisyah sangat menyukai Ali begitu pula dengan Ali yang sangat menyukai Aisyah setelah mereka berbincang-bincang mereka pun melanjutkan perjalanan nya masing-masing. Ali pergi
ke hutan untuk mencari kayu bakar sedangkan Aisyah pergi ke surau untuk mengajar anak-anak mengaji di desanya.
Sesampainya di hutan Ali pun mengumpulkan kayu sembari tersenyum membayangkan wajah bidadari tadi yang ia jumpai saat menuju ke hutan.
Ali semakin semangat dengan mencari kayu untuk di
jual ke pasar. Ia terus berjalan hingga
sampai di pertengahan hutan ia menemukan kakek di hutan yang sedang kesakitan karena ditimpa oleh batang pohon. Kemudian Ali pun menolong kakek itu.
“Terima kasih nak, siapa nama mu?” tanya sang kakek.
“Nama saya Ali, kek.” jawab
Ali.
“Apakah kamu sudah menikah?” tanya kakek itu
kembali.
“Saya belum menikah Kek, tapi saya sedang mencintai seseorang,” jawab Ali
“Siapakah wanita itu?” tanya kakek itu penasaran.
“Dia adalah wanita yang sangat baik dan cantik Kek seperti bunga melati yang berbau harum.”
jawab Ali.
“Semoga kamu bisa mendapatkan wanita pujaan hatimu, Nak. Kakek yakin pasti wanita itu
beruntung memiliki dirimu kelak.” ujar kakek itu.
Setelah kakek itu bertanya
kepada Ali dia pun pulang ke
rumahnya, melanjutkan perjalanannya mencari kayu bakar. Setelah hari mulai gelap Ali lalu pulang kerumahnya. Ali menceritakan wanita yang
ia jumpai tadi saat ia hendak
mencari kayu bakar kepada ibunya.
“Bu, apakah ibu kenal dengan Aisyah?” tanya Ali.
“Ya ibu kenal nak, dia adalah anak dari ulama di desa kita.” jawab ibu.
“Ali sangat menyukainya Bu.” ucap
Ali.
“Kalau kamu suka silakan Li, tapi ingat dia adalah anak orang kaya apakah kamu yakin bisa mendapatkanya?” kata ibu.
Ali pun merenung mendengarkan apa kata ibunya tapi Ali sangat mencintainya walaupun baru sekali bertemu itu sudah mampu
membuat jantung berdegup kencang bila berada dekat dengan wanita itu. Keesokan paginya Ali bertemu lagi dengan pujaan hatinya di taman. Secara kebetulan Ali pun berbincang bincang dengan Aisyah,
“Ali bagaimana kabarmu?” tanya aisyah.
“Saya baik-baik saja Aisyah,” jawab Ali.
mereka banyak
berbicara dengan mengenal satu sama lain di antara mereka, tampaknya Aisyah mulai menyukai Ali.
“Apakah aku
boleh menemui orang tuamu wahai aisyah?” tanya Ali.
“Silakan Ali asalkan kau berani
menemui kedua orang tuaku.” jawab Aisyah.
Ditaman mereka sangat banyak mengabiskan waktu berdua tibalah sampai
petang mereka berdua bergegas pulang ke rumah masing masing.
“Aisyah aku sangat senang hari ini karena aku bisa menghabiskan waktu banyak bersamamu,” kata Ali.
“Aku juga merasakan hal yang sama.” jawab Aisyah.
Keesokkan paginya
Ali pun menemui Aisyah.
“Mau kemana kamu Nak?” tanya ibu.
”Aku mau menemui bidadari yang sangat cantik jelita Bu,” jawab Ali.
“Siapa itu?”
“Aisyah Bu.”
“Apa kamu yakin dengan keputusanmu Nak?”
“Aku sangat yakin Bu.” jawab Ali
dengan yakin.
Tibalah waktuya
Ali pergi ke rumah Aisyah, setibanya Ali
disana dilihatnya seorang laki-laki didalam rumah Aisyah. Ali pun
masuk dan mengucap salam.
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumussalam.” jawab semua orang yang ada di rumah itu.
“Silahkan masuk Nak,” ujar bapak Aisyah mempersilakan Ali untuk masuk.
“Ada keperluan apa kamu disini Nak?” tanya bapak Aisyah.
“Saya
menyukai anak Bapak dan saya ingi melamarnya pak” kata Ali.
Alangkah terkejutnya bapak aisyah atas ungkapan Ali. Bapak Aisyah mengatakan kepada ali bahwa aisyah telah ia jodohkan dengan
anak temannya, nama anaknya adalah Abdul. Ali sangat sedih mendengar
perkataan bapak Aisyah hatinya remuk hancur
berkeping-keping karena wanita yang ia cintai tak bisa ia miliki.
“Bapak aku tidak mau di jodohkan, aku tidak mencintai abdul aku hanya mencintai Ali” kata Aisyah.
“Tidak nak cinta akan tumbuh dengan sendirnya nanti kau akan tau. Ini semua demi kebaikanmu
Nak.” ungkap Bapak Aisyah.
Abdul pun
tersenyum mendengar perkataan orang tua aisyah dia sangat senang hingga tak
bisa mengungkapkan dengan kata-kata, berbeda dengan Ali yang sedih hingga menyucurkan air mata yang tak bisa ia bendung.
Tak lama kemudian Ali pamit ke bapak Aisyah.
“Mohon maaf Pak, saya mengganggu disini. Saya izin pulang.” pamit Ali kepada bapak Aisyah.
“Baik, silakan Nak.” Jawab
bapak Aisyah mempersilakan.
aisyah begitu
sedih tan terpukul melihat bapaknya lebih memilih Abdul dari pada Ali namun apa daya, ibarat menginginkan bulan, tentu itu sangat mustahil
bagi Aisyah. Saat Ali pulang ia merasa kecewa dan marah.
“Ya tuhan kenapa aku tidak bisa memiliki wanita yang aku cintai? Kau tidak adil ya Tuhan!!”
Perkataannya itu didengar oleh kakek yg pernah ia tolong, kakek itu menasihati Ali.
“Nak, mungin Tuhan telah
merencanakan sesuatu yang lebih baik
untukmu,”
“Apakah itu benar Kek?”
tanya Ali.
“Percayalah Nak, tuhan selalu menentukan hidup manusia jika manusia itu percaya dengan
kehendaknya semua apa yang ada di langit dan di bumi segalanya adalah miliknya.”
ujar sang kakek.
“Baik kek, nasihat Kakek ternyata
bisa menenangkan pikiran saya dan menyejukkan hati yang
ada di dalam diri saya.”
“Kakek pulang dulu nak.” kata kakek itu.
“Iya Kek, terima kasih nasihatnya.”
Hi Guys, Sebelum nutup Artikel ini, saya ingin sedikit memberikan pengumuman.
Nah jadi, siapa saja yang ingin mendukung saya agar bisa terus semangat menulis silakan berdonasi seikhlasnya ya. Dan donasi dari para pembaca semua sangat berarti bagi saya.
Tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun ya🙏
13 Komentar
Bagus ceritanya
BalasHapusTerimakasih banyak
BalasHapusExcellent
BalasHapusDjango Framework Installation
Thank's for visiting my blog.
Terima Kasih ya sudah Berkunjung. Bisa saling Support kita 😊🙏
HapusArtikelnya sangat menarik
BalasHapusWah Ali. Kasihan sebenarnya. Tapi memang benar, jika kita nggak bisa memiliki apa yang kita inginkan. Maka mungkin saja Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang lebih indah untuk kita. Semangat ALi....
BalasHapushttp://novelindiekami.blogspot.com/2021/01/kisah-penebang-kayu.html
BalasHapusMenarik ceritanya kak
BalasHapushttp://bit.ly/35WTumk
Mantap sihhhh. Keren ceritanya.
BalasHapusSilakan Kak, di share ke teman-teman Kakak ya :D
HapusNice story
BalasHapusAlhamdulillah, jangan lupa dukung Kreatornya ya Kak. Bisa dengan Share CerPen ini atau Donasi🙏😊.
HapusTerimakasih banyak kak,
BalasHapusJangan lupa berlaganan kak 🙏