Gambar : JustManh98 (Telegram Channel)

Aku selalu memperhatikannya, setiap hari. Di kelas, supermarket, tempat les, bahkan sekitar kediamannya tidak luput dari pengawasanku. Ya, itu memang sifatku, kesukaanku sejak pertama kali bertemu dengannya.

Entah kenapa wanita yang kutemui saat awal masuk SMA itu selalu bersinar dan beda dari wanita lain, ia ramah pada semua orang termasuk padaku, ia gemar menolong teman-temannya, membuat hatiku berdecak kagum ketika melihat setiap kesehariannya. 

Di zaman serba canggih ini tidaklah sulit untuk mengetahui aktivitas seseorang, walau kembali lagi pada orang yang kita ikuti di media sosial juga sih. Namun teman wanitaku ini rupanya cukup sering update di beranda media sosialnya dan membuatku leluasa memperhatikan gerak-gerik dan aktivitasnya.

Mulai dari hari ini ia pergi kemana, dengan siapa, apa saja yang biasa ia lakukan, semuanya aku tahu. Jangan berpikir aku tipe penguntit yang akan melakukan apa saja untuk mengetahui keberadaan dia ya, aku hanya memperhatikannya lebih sering lewat smartphone. 

Walau pernah saat itu aku ikut suatu kegiatan karena tahu ia juga ikut, dan mengawasinya dari jarak yang cukup dekat di keramaian, ia tidak tahu tapi aku tetap memperhatikannya. Aku terlalu takut untuk sering berkirim pesan singkat padanya, takut ia menolak dan membenciku, takut kehabisan bahan obrolan, takut ia sudah ada yang punya dan banyak lagi ketakutan yang muncul dari benakku. 

Menatap fotonya, berlama-lama dan berharap suatu saat akan timbul keberanian untuk menyatakan perasaanku walau saat ini ia hanya menganggapku teman semata. Pernah waktu itu ia berulang tahun, aku membelikannya sebuah buku yang ia sukai karena dari hasil riset yang kulakukan ternyata ia suka membaca novel.

Ia amat senang dan mempostingnya di media sosial walau ia tidak tahu bahwa itu aku yang mengirimnya karena aku memang tidak ingin ia sadar bahwa selama ini aku menyimpan rasa padanya. Entah aku ini brengsek atau pengecut. Yang jelas rasa cintaku ini nyata dan dalam padanya. 

Saat masuk kuliah pun kebetulan aku masuk ke universitas yang sama dengannya walau beda jurusan, kesempatanku lebih tinggi karena aku bisa ikut dalam organisasi kesukaannya juga. Bahkan kami berada dalam satu bidang. Betapa menyenangkan, walau sampai saat ini pun aku masih belum menyatakan perasaanku padanya. 

Karena sering adanya kegiatan organisasi yang sama, kami juga lebih sering bertemu untuk rapat atau pergi makan bersama teman-teman pengurus untuk merayakan sesuatu. Dari sana aku mengetahui beberapa hal darinya yang mungkin tidak akan tampak di media sosial miliknya.

Mulai dari hal-hal baik sampai hal yang membuatku kurang suka akan sifatnya. Ia biasanya suka sekali bicara dengan suara agak nyaring dan menurutku itu mengganggu untuk orang yang suka ketenangan sepertiku. Urusan tertawa ia juga tidak seanggun yang ada di pikiranku, biasanya terbahak-bahak hingga keluar air matanya. Terkadang teman-teman perempuanku bilang bahwa ia suka sekali berdandan dengan lipstik tebal di beberapa acara, mungkin itu saat aku tidak ada di dekatnya.

Setelah mengetahui hal-hal tadi, pandanganku cukup banyak berubah padanya, ia tidak seperti yang kuinginkan dan sesempurna itu, namun bukan berarti itu tidak baik. Bagaimanapun jika itu sebuah kekurangan, nantinya aku hanya perlu belajar untuk menerimanya karena aku juga manusia sama sepertinya penuh kekurangan dan butuh pelengkap.

Hari ini akan kunyatakan perasaanku padanya, doakan aku ya.