Pernahkah kalian melihat karpet masjid? Ya, benda yang selalu menghiasi hari-hari ibadah kita ini memang sangat unik. Banyak cerita didalamnya jika kita merenungi semua maksud dibaliknya. Sajadah islam yang sering kita lihat ini terbuat dari benang akrilik dan wool, tebal dan cukup berat jika diangkat seorang diri.

Biasanya karpet-karpet yang bagus tidak akan setiap hari dihamparkan oleh pengurus masjid, alasannya untuk menghindari karpet cepat rusak dan kotor jika selalu digunakan. Jadi mereka hanya menggunakan karpet lama yang sudah tidak lagi menarik mata untuk dijadikan alas sujud umat islam ini. 

Tapi tentunya tidak semua masjid menerapkan hal ini, banyak pula masjid yang menjadikan karpet bagus dan mahal untuk digunakan sehari-hari, tidak tanggung-tanggung perawatannya juga dilakukan sepekan sekali untuk menjaga agar karpet tidak cepat rusak. 

Keberadaan karpet juga terkadang menjadi keset kaki bagi beberapa jamaah yang masuk ke masjid, alasannya sederhana. Karena keset yang disediakan biasanya sudah kotor dan jamaah jijik untuk mengelapkan kakinya pada keset itu. Tapi dalam kasus lainnya alasan yang logis adalah karena di masjid itu memang tidak tersedia keset kaki. 

Benda ini memang cukup serbaguna, tidak hanya digunakan untuk ibadah, terkadang aku dan teman-teman juga menjadikannya alas tidur, cukup pulas memang walau tiada bantal untuk sandaran kepala. Hal ini juga terkadang dilarang oleh beberapa masjid karena dikhawatirkan air liur jamaah akan menetes dan mengotori karpet dan menyebabkan bau yang mengganggu ketika salat nanti.

Tapi hal yang sulit dan berat adalah ketika memiliki masjid yang besar dan kita diharuskan untuk menghamparkannya hingga ke ujung sisi masjid, sungguh itu sangat berat dan melelahkan. Peluh keringat akan langsung membasahi tubuh walau kita baru menghampar sebanyak dua shaf. Apa yang kami harapkan dari itu tentunya pahala yang besar dari Allah yang akan membalas semua perbuatan hambanya.

Masjid tanpa karpet bagaikan taman tak berbunga, ya itu yang memang akan kita rasakan jika menemukan masjid seperti ini, siapa sangka keindahan sebuah masjid itu tidak hanya dilihat dari besarnya kubah, warna cat dan aksesoris tambahan di setiap dinding dan langit-langitnya, tapi salah satunya adalah karpetnya yang empuk dan sejuk berpadu dengan suasana masjid yang tenang dan damai. 

Namun semua berubah ketika sebuah virus menyerang dunia, karpet ditiadakan, digulung dan disimpan dalam gudang. Memang tidak semua masjid menerapkan hal ini, tapi saat ini para jamaah terpaksa membawa sajadah sendiri untuk mengalas kepalanya agar tidak langsung menyentuh ubin masjid, walau ada beberapa jamaah yang bahkan tidak peduli ketika salat tanpa alas sajadah sedikit pun.

Mungkin itulah beberapa sisi yang ada dalam sebuah karpet masjid, ia selalu diinjak-injak tapi keberadaannya akan selalu berbekas di hati.