#2
Setelah dinyatakan lulus aku mencari sumber informasi tentang dunia perkuliahan.
Sayangnya di sekolah ku kurang aktif membahas tentang dunia perkuliahan seperti apa jalur masuknya dan bagaimana pun aku tidak tahu caranya.
minim sekali informasi yang aku dapatkan, apalagi aku tidak memiliki HP aku semakin bingung bagaimana cara mendaftar kuliah.
Aku mencoba mencari informasi dari warnet- warnet yang aku kunjungi hanya untuk mecari informasi seputar dunia perkuliahan.
Sial nya! Aku ketinggalan informasi tentang jalur SNMPTN dan ternyata sudah di tutup.
Besoknya aku ke sekolah ke guru BK menanyakan lagi kapan pembukaan kuliah Jalur SBMPTN.
“Permis Bu, apakah aku boleh masuk?”Tanya ku.
“Silakan masuk." Jawab guru Bk sembari menyuruh masuk.
Ibu guru itu menjelaskan kepadaku bahwa besok sudah pembukaan akun ltmpt utuk syarat mendaftar SBMPTN.
Aku bergegas menyiapkan apa- apa saja syrat pendaftaran SBMPTN dan semua telah selesai aku kerjakan.
pembuatan akun KIPK juga sudah aku siapkan.
Karena tidak memiliki fasilitas HP dan letop aku mendaftar melalui warnet disana aku mendaftar.
Namun sialnya lagi pas hari H pengisian biodata dan simpan permanen akun ltmpt ku bermasalah dan tidak bisa di buka.
Lantas aku pergi ke guru BK menanyakan bagaimana solusinya namun guru BK menjawab tunggu saja sampai bisa, sedangkan waktu penyimpanan permanen data sudah mau di tutup.
Aku berusaha mencari informasi dengan meminjam HP tetangga dan menanyakan teman-
temanku yang masuk melauli jalur SBMPTN, namun tidak satu pun yang tau apa permasalahan akun ltmpt ku tidak bisa di buka.
Aku marah dan kecewa yang ke 2 kalinya karena tidak bisa mengikuti jalur SNMPTN dan SBMPTN, karena ke 2 jalur ini menyediakan KIP.
itu artinya biaya kuliah di tangguh sepenuhnya oleh pemerintah.
Namun aku tidak bisa mengikuti seleksi jalur ini karena ketinggalan informasi dan keterbatsan HP dan leptop bahkan aku tidak memiliki nya.
Aku pulang dari sekolah dengan rasa kecewa yang begitu dalam aku menangis tidak bisa mengikuti tes tersebut.
Setelah gagal mengikuti SN dan SB, aku mendapat informasi bahwa ada pembukaan jalur mandiri.
aku sudah lemah mendengarnya karena jika melalui jalur mandiri biayanya sangat mahal.
Tapi aku mencoba untuk mengikuti tes jalur tersebut walaupun UKT nya mahal.
Aku mengambil 2 jurusan yang pertama adalah ekonomi pembangunan sore dan adminitrasi perkantoran pagi.
Sebelumnya aku tidak tahu, ternyata kelas sore biayanya 2x lipat dari kelas pagi, begitu aku tes dan dinyatakan lulus aku bingung antara mengambilnya atau tidak 2 pilihan yang sulit bagiku.
Satu sisi biaya kuliah sore sangat mahal di satu sisi lagi jika aku manganggur satu tahun tentunya akan memakan waktu. Sehingga membuatku hilang semangat nantinya.
Akhrinya aku memtuskan untuk mengambilnya dengan membayar daftar ulang sekitar 4.250.000 uang itu aku dapat dari tabunganku dan menjual cicin ibu ku yang terpaksa di lakukan, untuk membayar uang kuliahku dengan harapan bisa mendapat beasiswa nantinya.
Setelah perkuliahan mulai berjalan aku selau berfikir bagaimana caraku untuk membayar uang semesternya di tambah lagi aku juga sedang dalam masa pengobatan dan juga adik ku yang menderita sakit paru-paru.
Tentunya itu membutuhkan biaya yang sangat besar.
Aku mengikuti seminar-seminar masalah beasiswa namun menerut informasi yang aku dapat untuk anak kelas sore sulit mendapatkan beasiswa kecil harapan.
Benar saja memasuki semester 2 ini aku kewalahan untuk membayar uang semester di tambah lagi adik ku harus di operasi aku berfikir mungkin aku memang tidak sanggup untuk melanjutkan pendidikanku.
Sudah berbagai macam pekerjaan aku jalani dari membantu mencuci piring di rumah makan dan menjaga warkop saat geleran piala eropa yang hanya di bayar 20k/hari.
Itu hanya cukup buat membeli obat-obatanku saja karena aku sampai saat ini masih mengonsumsi obat-obatan.
Aku juga meminta keringanan ke akademik namun tidak dapat hasil apa-apa.
Aku berfikir ya sudah lah mungkin cukup sampai disini saja karena aku tidak lagi memiliki solusi untuk ini.
Orang tua ku kelihatannya juga sudah kewalahan karena gaji seorang nelayan tidak sebesar itu.
Apalagi membiayai pengobatan ku dan adik ku tentunya sangat berat bagi mereka.
Lebih baik aku putus kuliah dari pada aku melihat orang tua ku menderita seperti ini.
7 Komentar
Duh, Kalau curhatnya benaran, miris juga nih. Coba usahakan kerja sambil kuliah. Bukankah kuliahnya sore? Jualan apa saja paruh waktu sebelum berangkat kuliah. Nanti kalau ada peluang bea siswa jangan pernah bosan untuk mengajukannya. Bilang terus terang pada pihak kampus kondisimu sebenarnya. Biasanya anak-anak seperti ini sering jadi orang sukses. Yang penting usahakan terus kuliah. Karena untuk mengubah nasib seseorang itu tiada cara lain kecuali dengan pendidikan, pendidikan, dan pendidikan.
BalasHapusSaya sudah memasukan lamaran pekerjaan, di tambah saya tidak memiliki ke daraan bermotor Bu, jadi sulit untuk menjangkau pekerjaan yang ada di perkotaan.
HapusUntuk semester ini saya hanya mampu mengumpulkan uang sebesar 3.000.000 rupiah waktunya juga udh kepepet jadi kemungkinan gak bisa bayar dan tidak bisa melanjutkan pendidikan lagi saat ini. Mungkin ada cara lain tidak harus melalui pendidikan Bu
Semangat kak pokoknya
BalasHapusIya kak, insya Allah
BalasHapusKapan nulis lagi Gan Marsel???
BalasHapusBelum masih kak, masih Bingung kumpulakan rupiah buat saya berobat dan juga adik saya yang sedang sakit
HapusHalo bg jangan pernah menyerah💪
BalasHapus