Gambar : @MrValenberg (Telegram Channel)

Pagi itu hiruk pikuk perkantoran seperti biasa sedang panas-panasnya, banyaknya pegawai yang lalu lalang, suara mesin fotokopi yang tengah mengopi puluhan lembar berkas, suara ketukan jari pada papan keyboard komputer sudah menjadi irama klasik yang terus menghiasi hari-hari kerja di kantor itu.
Marshall namanya, seorang manajer yang baru saja diangkat di perusahaan itu sedang berjalan cepat menuju ruangan kantornya sembari melirik arloji mahal yang ada di lengan kirinya. 

"Pak, hari ini jam sepuluh Bapak ada meeting dengan client." ucap seorang asisten perempuan yang beradu langkah dengan bosnya itu.

"Oke Tania, oh iya jangan lupa berkas-berkas kemarin taruh di meja saya ya." Marshall berjalan hingga sudah sampai di kantornya seketika. 

Sebagai seorang manajer yang baru diangkat dua minggu lalu, tentu banyak hal yang perlu Marshall perhatikan dan pelajari. Ia harus lebih disiplin, lebih teliti dan tentunya lebih tegas karena sekarang ia sudah memiliki bawahan. 

Tapi semua hal tadi sepadan dengan apa yang akan ia dapatkan nantinya seperti rumah dinas, mobil dinas, bahkan gaji yang naik meroket pun akan segera ia dapatkan. 

Tidak seperti kebanyakan pegawai atau bahkan manajer selevelnya, Marshall ketika jam makan siang tiba tidak pergi ke restoran mewah atau ke kantin sekitar kantornya, ia lebih memilih memesan makanan kesukaannya untuk diantar langsung ke ruangan tempat ia bekerja. Alasannya sederhana, ia ingin menghabiskan waktu istirahat di kantornya yang sejuk sambil makan dan menonton serial anime favoritnya.

"Permisi Pak." ujar seorang pria paruh baya berseragam seperti office boy. "Sudah ya Pak makanannya?"

"Oh, iya Pak. Tolong ya," jawab Marshall yang masih asik menonton anime di laptopnya.

Bapak tadi segera mengambil piring bekas Marshall makan, wajahnya berseri-seri, dilihatnya masih ada beberapa sisa makanan di piring itu. Mungkin ada sesuap jika diraup dengan tangan, pikir bapak tadi. Ia pun pamit keluar untuk melanjutkan pekerjaannya.

Marshall memang selalu menyisakan makanan sejak kecil, entah mengapa seperti ada pantangan baginya untuk tidak menghabiskan makanan yang ada di piring. 

Hari demi hari berlalu, dengan piring yang bersisa makanan itu, dengan bapak cleaning service yang selalu sama mengambil piring dari meja kerja Marshall. 

Hingga suatu hari, ketika Marshall telah selesai makan dan rasanya ingin buang air kecil, ia keluar ruangannya dan melewati sebuah ruangan kecil yang biasa menjadi gudang perlengkapan bersih-bersih, ketika itu ia melihat sebuah fenomena yang cukup membuatnya haru.

Bapak cleaning service itu sedang menghabiskan makanan di piring yang baru saja ia ambil dari mejanya tadi. Dilihatnya wajah bapan itu ketika melahap dengan raupan tangannya terasa lezat dan seperti mendapat berkah. Marshall merenung, kepalanya tertunduk, ia menyadari sesuatu ada yang salah dalam dirinya selama ini. Saat itu pula Marshall berniat memperbaiki dirinya.

Keesokan harinya setelah jam makan siang, seperti biasa sang bapak cleaning service tadi masuk ke ruangan bermaksud mengambil piring Marshall. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat piring Marshall yang biasanya bersisa sedikit makanan sekarang telah bersih dan ternyata ada satu piring lagi berisi makanan penuh yang belum tersentuh.

"Maaf Pak, ini kok ada dua piring ya?" tanya sang bapak heran.

"Iya Pak, terima kasih ya Pak. Selama ini saya mungkin kurang bersyukur dengan jatah makan atau rezeky yang ada untuk saya, saya suka menyisakan makanan padahal ada banyak orang yang membutuhkannya. Ternyata selama ini Bapak memakan makanan sisa saya, bagi Bapak itu terasa sangat berharga, padahal bagi saya tidak,"

Sang cleaning service itu tertegun, terdiam beberapa saat menyaksikan fenomena ini. Marshall mengakhiri ceramah singkatnya dengan menyodorkan sepiring makanan yang sama dengan yang ia makan tadi, tapi masih baru.

"Ini untuk Bapak ya, mulai hari ini Bapak nggak perlu lagi makan makanan sisa saya. Semoga rezeky Bapak lancar," ucap Marshall.

Begitulah hari-hari setelahnya diisi dengan kebaikan dan kebaikan, sang bapak tadi merasa senang bisa makan makanan yang lebih baik, karena selama ini hanya mampu membeli roti dan minum air putih, Marshall belajar hal baru untuk tidak menyia-nyiakan apa yang ada pada dirinya saat ini. 



Dukung Saya : Saweria