Di sebuah kampus Bulan di kenal dengan anak yang cerdas dan juga rajin, ternyata Bulan juga sering di bully di kampusnya. 

Berbeda dengan andika yang menjadi idola di kampus nya, andika adalah salah satu mahasiswa jurusan photografi.

Bulan dengan sabar menghadapi itu semua,abang andika menjelaskan kepada bulan banyak orang yang tidak mampu bertahan bekerja di rumahnya, karena tingkah laku dari andika.

“Apakah penyebab andika memiliki sikap seperti itu?” tanya bulan dengan sedikit rasa ketakutan.

Abang andika pun menejelaskan Sebenarnya andika mengalami trauma yang sangat mendalam ketika kecelakaan yang menimpa orang tua mereka, hingga merengkut nyawa orang tua nya.

Hingga saat itu lah andika menyalahkan diri nya sendiri dengan melampiaskan kemarahannya kepada orang lain bahkan kepada abang nya sendiri andika bersikap sepert itu.

Demi uang bulan rela bekerja meskipun sering di bentak oleh andika karena bulan sangat membutuhkan uang itu untuk cake project nya.

Bulan ini beberbeda dari pembantu yang lain dia juga keras tidak takut dengan andika.

Lama-lama kelamaan sikap andika pun banyak berubah, itu semua berkat bulan, suatu ketika bulan mendatangi kamar andika untuk mengajak nya sarapan.

“Tuan andika ayo kita sarapan....!” ungkap bulan.

“Aku tidak mau makan di bawah aku mau makan di kamar ku”kata andika.

“Kalau kau makan di kamar bearti kamu siap siap kelaparan” ujar bulan.

Tidak sengaja kata-kata bulan itu membuat sikap nya berubah semula nya dia sering makan di dalam kamarnya yang di bawa kan oleh pembantu tapi sekarang dia sudah makan di meja makan bersama abng nya.

Abang, andika sangat senang melihat perubahan yang terjadi pada adiknya.

Dia pun kaget melihat tingkah lakunya yang dulu sering marah-marah ke pembantu rumah mereka.

Bulan pun tak canggung untuk berkata kepada andika dengan mengatakan hal yang tak seharusnya seorang pembantu lakukan.

“Kalau tuan andika mau makan turun ke bawah di meja bukan di kamar!” ujar bulan,dengan mata yang melotot.

Andika pun tidak berkata apa-apa saat bulan berkata seperti itu, ternyata andika juga masih jahil kepada bulan.

saat bulan merapikan baju malah di hambur-hambur kan oleh nya.

Bulan pun kesal bruk....! bruk....!, Bulan mengegperak meja

“Aku tak suka kau merpikan baju seperti itu, aku mau kau rapikan sesuai warna” kata tuan andika.

“kalau tuan andika mau sesuai warna lipat lah sendiri” jawab bulan pergi meninggalkan andika.

Disini tuan andika berfikir sadar tak sadar apa yang dia lakukan kepada bulan adalah hal yang salah.

dia ingin sekali memita maaf kepada bulan namun tidak tau cara untuk mengungkapkannya.

Di Tunggu ya! Kisah Selanjutnya SEE YOU NEXT TIME