#1

Ketika, seorang pria bernama Adam pulang ke rumahnya dari perjalanan jauh singkat cerita di awal, Adam memiliki kecendrungan tidak percaya diri dan pernah melakukan percobaan bunuh diri. 

Mungkin ini disebabkan dririnya ditinggal mati ayahnya, ketika dia berumur 9 tahun akibat pergi berperang ke korea.

sehingga dia tumbuh tanpa sosok sang ayah  jadi untuk menyembuhkan dirinya dia pun pergi ke rumah sakit jiwa untuk memulihkan pikirannya.

Disana dia beharap bisa diberikan terapi untuk pengobatan rasa frustasi nya. 

tapi kenyataan nya dokter disana tidak mendengarkan sama sekali ketika dia bercerita perawat perawat pun berperlakuaan yang sama. 

Di rumah sakit itu tentu saja diisi dengan orang-orang gangguan jiwa yang bermacam-macam.

Adam mencoba bebaur dengan mereka semua termasuk teman sekamarnya yang bernama Rudi yang selalu berhalusinasi melihat sekolompok tupai datang yang menggigitnya.

dari  teman-temanya yang kurang waras itu, Adam malah mendapatkan beberapa pelajaran.

 

Contohnya pria yang bernama Artur yang selalu menanyakan berapa jumlah jari di tanganya . 

Orang-orang termasuk para perawat dan dokter menganggap kalau Artur adalah orang yang stres tapi, Adam melakukan pendekatan bertanya langsung maksud tentang jari-jari itu, Artur pun menjelaskan pada Adam filosofinya yang sebenarnya punya makna yang sangat dalam.

Kemudian pernah di suatu malam Rudi pergi buang air kecil, tetapi tidak berani ke toilet karena dia berkhayal ada  tupai di dalam kamarnya, adam yang tidak bisa tidur pun mencoba membantu Rudi dengan berpura-pura melihat tupai yang sama. 

Adam pun berpura-pura menembakan pistol dengan membuuh semua tupai yang ada di kamar mereka, Adam memang tidak gila ini semua dilakukan hanya supaya rudy berani pergi ke toilet untuk buang air kecil.

dari penglaman-pengalaman itu Adam pun menemukan jati dirinya dan merasa terkait antar sesama manusia dia pun pergi menemui dokter itu.

Karena dia tau apa yang harus dia lakukan dia ingin keluar dari rumah sakit itu, sang dokter pun melarang dengan masih ada pengobatan yang masih adam lalui, tetapi Adam tidak peduli, lah si dokter pun tidak membantu dirinya sama sekali dan tidak menjadi pendengar yang baik untuk pasien nya.

Cerita pun berlanjut dua tahun kemudiaan, ketika Adam masuk di universitas untuk belajar ilmu kedoktoran.

walaupun dia terlalu tua untuk itu dia tetap dengan tujuaannya yak itu membantu orang, Adam ingin menjadi dokter, karena dokter banyak berintraksi dengan orang dokter tidak hanya merawat tetapi juga memberi nasehat dan harapan pada orang yang sakit.

Pola pikir Adam bisa dibilang berbeda dengan mahasiswa pada umum nya, ketika para mahasiswa lain mengagumi pemikiran para dosen yang notabenenya adalah 'dokter', Adam agak kurang setuju, saking kaku nya suasana di fakultas kedokteran seorang perempuaan sampai menolak dengan jutek ketika adam ingin berkenalan dengannya alasan nya disitu dia ingin belajar bukan dirayu sama pria.

 

Sebagai gantinya adam berkenalan dengan Hormen orang yang tertarik mempelajari tentang syaraf manusia adam dan hromen  pun bercerita tentang satu sama lain, Adam mengemukakan ketidak setujuaannya pada sistem pendidikan di kampus yang mengizinkan mereka bertemu langsung dengan pasien pada tahun ke 3.

 Dua tahun di awal mahasiswa akan hanya berkutat dengan buku saja.

Untuk itulah Adam mengajak Hormen menyusup di tengah-tengah rombongan mahasiswa tahun ke 3 yang lagi belajar di rumah sakit.

tapi karena takut ketahuaan dan dikeluarkan dari kampus Hormen memilih untuk pergi dan meninggalkan adam dengan ide bodoh nya.

 adampun dengan PD berbicara dengan para pearawat dan berkata kalau dia belajar di rumah sakit itu.

 

Ketika dia berjalan di lorong rumah sakit dia pun meliht dosennya berjalan ke arahnya yang menyebabkan di auto lari, dan masuk kesalah satu bangsal ternyata disana terisi dengan pasien anak-anak pengidap kanker.

diapun langsung berkenalan dengan salah satu dari mereka dan menghibur anak- anak yang tidak beruntung itu.

Suasana pun pecah penuh candaan saat adam mejadi seorang badut, namum ketika suster melihat aksinya, dan keluar dari rungan itu dan

”Taraaaaaaaaaa”

Diapun  bertemu dengan dosen nya dan dipanggil ke kantor di sana Adam diingat kan lagi tentang peraturan bahwa hanya mahasiswa tahun ke 3 lah yang boleh praktek langsung ke rumah sakit. 

Tidak sempat Adam menjelaskan pak dosen tetap menyuruh adam mematuhi peraturan tersebut.

“Punya hasrat untuk menjadi dokter aja gak cukup, karena saya yang menjadikanmu dokter.”kata pak dosen

Adam pun  tidak bisa bicara apa-apa lagi, dikelompok belajarnya adam sering kali bercanda dan membahasa hal-hal di luar pelajaran, seperti kenapa para pasein di kenali karena penyakitnya bukan dengan nama nya. 

Pembahasan seperti itu ternyata membuat wanita yang bernama karin ini tidak tertarik dan memilih untuk pergi, Adampun lalu menyuslnya dan meyakinkan karin jika menjadi seorang dokter tidak cukup kalau hanya modal ilmu medis, tetapi karin tidak mendengar apa pun yang dikatakan Adam  karena yang dia perdulikan hanya nilai ujian yang harus bagus.

Dipelajaran praktikum pun Adam sering bercanda dan tidak serius dalam belajar, dilain hari  walaupun Adam di larang oleh dosen, adam tetap pergi ke rumah sakit untuk menghibur anak-anak pengidap kanker dan juga para perawat yang ada disana, kehadiran adam membuat suasana rumah sakit yang tadinya suram menjadi penuh dengan tawa.

Sementara itu di kampus hasil tes pun keluar, karin yang gila belajar hampir sering tertidur di meja belajarnya hanya mendapatkan nilai 79 sedangkan adam yang dia pikir mahasiswa idiot mendapatkan nilai 98, karena hal itu cara pandang karin ke adam pu berubah, kali ini dia jadi lebih membuka dirinya untuk berteman dengan adam.

Karin tetap menyaksikan lolucon dari adam beda nya kali ini dia mau menuruti apa yang di katakan oleh adam,adam pun mengajak karin bagaimana cara dia melakukan pendekatan emosional terhadap pasiennya.

Seorang orang tua yang suka berburu di kejutkan dengan kehadiran adam, hormen, dan  karin

Yang membwa balon berbentuk binatang, sebuah hak kecil yang menghibur buat orang tua yang lagi sakit ini. 

Sepulangnya dari menghibur para pasien pun adam bilang blak-blakkan ke karin bahwa adam suka dengan nya tetapi kari tidak menanggapi itu. Di hari lain di rumah sakit adam mencoba masuk ke kamar 305 kamar yang di huni oleh mr. Devis yang lagi sakit kanker pangkereas.

Mr. Devis terkenal selalu marah-marah kepada perawat disana tapi adam, mencoba masuk ke dalam dia pun bernyanyi,menari buat menghibur mr.devis, tapi sayang adam malah dapat amukan dari mr.devis yang menybakan dia lari ketakutan. 

Para suster yang sudah mengingatkan adam pun tertawa melihat adam ketakutan saat keluar ruangan mr.devis.

Dilain hari Adam ditegur oleh dosennya ketika dia menghibur anak kecil, adam pun di ingat lagi larangan untuk datang ke rumah sakit sebelum menjadi mahasiswa semester

“saya datang kesini hanya menghibur pasien,” kata Adam.

“kalau kau mau jadi badut pergi ke sirkus jangan jadi dokter pasien tidak butuh teman,pasien gak butuh badut, yang mereka butuh adalah dokter.”ujar dosen.

Karena nilai adam yang selalu tinggi di kelas, adam pun di curigai curang karena tidak pernah terlihat belajar, ternyata teman sekamar nya yang mengadukan adam kepada pak dosen ,adam pun lalu melabrak wellcot, teman sekmarnya untuk memklarifikasi dan memang benar ternyata wallcot lah yang mengadukan adam, kerena menilai adam harus nya tidak lebih baik dari pada dirinya.

 

Hal itu karena adam tidak pernah terlihat memegang buku untuk belajar dan lagi adam hanya sibuk tertawa bersama pasien, yang menurut wellcot tidak pantas di lakukan di rumah sakit karea tugas seorang dokter adalah mempersiapkan dirinya untuk menyelamatkan nyawa orang lain.

Hormen pun setuju dengan perkataan Wellcot karena rumah sakit penuh dengan orang yang sakit.

Hormen juga menyuruh Adam untuk berhenti melakukan aksi hiburan nya di rumah sakit, Adam hanya mengangguk setuju 

apakah, Adam berhenti? oh tidak Adam malah mengejutkan satu rumah sakit dengan datang berpakiaan malaikat untuk menghibur pasien paling galak yaitu Mr. Devis.

Dengan cara nya Mr.Devis terhibur dan tertawa melihat adam, para suster pun kaget dan seakan gak percaya melihat Mr.Devis bisa terseyum lebar karena Adam.