Bekerja keras dan bersengguh-sungguh adalah sebuah pemikiran yang mulia hingga kita lupa kita butuh waktu untuk berfikir dan berinovasi dalam siklus kehidupan.

Ada kala nya kita bekrja, ada kala nya kita beristirahat. Saat kita beristirahat kita akan memikirkan suatu hal-hal yang baru.

Ok, teman saya akan menuliskan sebuah kisah penebang kayu yang akan saya tuangkan dalam bentuk cerpen ini, kisah ini akan membuka pola pikir para pembaca khususnya diri saya pribadi.

Ada sebuah kisah seorang penebang kayu yang mendapat tawaran dari majikan untuk menebang pohon di kebunnya.

Karena gaji yang di tawarkan majikan cukup menjajikan dan pekerjaan yang di lakukan sangat baik, sehingga seorang penebang kayu pun bertekad bekerja sebaik mungkin.

Saat bekerja majikan memberikan sebuah kapak yang sangat tajam dan menunjukan lokasi kerja yang harus di selesaikan dengan target waktu yang telah ditetapkan oleh majikan kepada penebang pohon itu.

Hari pertama bekerja dia berhasil merobohkan 8 batang pohon.

Sore hari mendengar hasil kerja si penebang kayu.

Majikan terkesan dan memberikan pujian terhadap tukang penebang kayu itu.

“Hasil kerja mu sungguh luar biasa 'pak'... saya sangat kagum dengan kemampuaanmu menebang pohon-pohon itu belum ada yang mampu seperti mu, teruskan bekerja seperti itu,” ujar sang majikan.

“Aku, hanya menjalankan apa yang kau perintahkan tuan,” jawab sang penebang pohon.

Si penebang phon itu sangat termotivasi oleh pujiaan majikannya, ke esokkan hari nya penebang bekerja lebih keras lagi dari sebelumnya tetapi dia hanya berhasil menebang 7 batang pohon dan dihari selanjutnya, dia semakin bekerja keras lagi tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan, tidak seperti hari pertama ia bekerja.

Semakin bertambahnya hari semakin sedikit si penebang pohon itu hasilkan

“Sepertinya aku telah kehilangan kemampuaan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerja ku, ke majikan ku.” pikir penebang pohon.       

Dengan kepala tertunduk dia pergi menemui majikannya meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memuaskan sang majikan dan mengeluh apa yang terjadi.

sang majikan menyimak dan bertanya kepada nya.

“kapan kamu terakhir kali mengasah kapakmu?” tanya majikan.

“haaa ... mengasah kapak! Saya tidak punya waktu untuk itu saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore hari dengan sekuat tenaga” kata si penebang

“Nah ... disinilah masalahnya ingat hari pertama kamu kerja, dangan kapak baru dan tajam maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil yang luar biasa. 

Hari hari berikutnya dengan tenaga yang sama kamu menggunakan kapak yang sama tetapi tidak kamu asah, kamu tau sendiri hasilnya semakin menurun maka sesibuk apapun kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bisa bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal sekarang, mulai lah mengasah kapakmu! Dan sekerang kembai bekrja perintah sang majikan!” ucap majikan.

Sambil menggelangkan kepala dan mengucap terima kasih si penebang pergi dari hadapan sang majikannya untuk mulai mengasah kapak dan memulai pekerjaan nya di kebun.

Benar saja penebang pohon itu memiliki hasil yang maksimal.

“wow ... ini luar biasa hasil nya sangat memuaskan berbeda pada hari ke 2, 3,” ungkap sang penebang kayu itu.

 

 

 

 

Sahabat ku, terkadang  kita terlalu bersemangat dalam bekerja sehingga kita lupa pikiran kita juga perlu di istirhat kan,sama 

seperti penabang pohon kita pun dari pagi hingga malam hari sibuk ... sibuk ... dan sibuk.

sehingga kita lupa sisi lain yang sama pentingnya yaitu beritirahat sejenak mengasah dan memikirkan hal yang baru untuk menambah pengetahuan, dan wawasan.

Jika kita mampu mengatur rutinitas kegiatan kita pasti kehidupan kita,kita akan menjadi seorang yang dinamis berwawasan dan selalu berfikir hal yang baru.

Semoga cerita ini menjadi inpirasi bagi para pembaca dan khusus nya saya sendiri